• El Salvador menambah 8 BTC minggu lalu sebagai bagian dari strategi pembelian harian yang terus berlanjut.
  • Total cadangan BTC negara kini mencapai 6.229 BTC dan menunjukkan komitmen jangka panjang terhadap adopsi kripto nasional.

Pemerintah El Salvador kembali membuat gebrakan. Minggu lalu, mereka resmi menambah 8 Bitcoin lagi ke dalam cadangan nasional. Dengan tambahan ini, jumlah total kepemilikan BTC negara tersebut kini mencapai 6.229 BTC. Jika dihitung berdasarkan harga pasar saat ini, nilainya berada di kisaran US$677 juta. Angka yang jelas bukan main untuk negara yang dulu dikenal karena pantainya, bukan portofolio kriptonya.

Big Players Are Buying #Bitcoin — Quietly.

El Salvador now holds 6,229 $BTC .
The Blockchain Group just bought $12.5M worth last week.

What’s your BTC target? 👇 pic.twitter.com/h0dMR7plbm

— Crypto Patel (@CryptoPatel) July 7, 2025

Strategi Harian El Salvador: Tak Sekadar Simbolik

Langkah ini masih sejalan dengan komitmen lama Presiden Nayib Bukele yang sejak awal bersikeras bahwa Bitcoin adalah masa depan . Bahkan setelah El Salvador berhasil mengamankan kesepakatan senilai US$1,4 miliar dengan IMF—yang notabene cukup kritis terhadap penggunaan kripto oleh negara—Bukele tetap melanjutkan strategi akumulasi ini.

Dalam salah satu unggahannya di X, ia dengan tegas menyatakan bahwa negara tidak berencana berhenti membeli Bitcoin . Gaya khas Bukele, percaya penuh pada visinya meskipun banyak yang mencibir.

Sejak 2022, El Salvador telah menerapkan kebijakan “1 BTC per hari.” Tapi sejujurnya, angkanya tak selalu presisi. Ada kalanya mereka menambah lebih dari satu, seperti minggu ini. Menariknya, data dari Maret lalu menunjukkan bahwa cadangan mereka waktu itu masih berada di sekitar 6.105 BTC. Artinya, hanya dalam waktu beberapa bulan, negara ini telah menambah lebih dari 120 BTC.

Yang lebih menarik lagi, unrealized gain atau keuntungan yang belum mereka cairkan diperkirakan mencapai lebih dari US$350 juta. Kalau ini akun pribadi, sudah pasti jadi influencer kripto. Tapi ini negara, dan strategi seperti ini jelas bikin penasaran: apakah ini investasi, atau bentuk eksperimen nasional jangka panjang?

Di sisi lain, langkah ini tak berdiri sendiri. Pada Maret lalu, seperti yang telah kami laporkan, El Salvador juga menjalin kemitraan dengan Paraguay . Bukan sekadar kerja sama politik biasa, melainkan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang fokus pada penguatan regulasi kripto, terutama dalam hal pencegahan pencucian uang.

Kolaborasi ini dinilai banyak pihak bisa membantu membangun kepercayaan pasar yang lebih stabil, terutama dari pelaku institusional yang selama ini masih enggan masuk karena bingung dengan regulasi.

Ekosistem Bitcoin Terus Dibangun Meski Risiko Mengintai

Bukan cuma itu, El Salvador juga terus membangun ekosistem pendukung untuk Bitcoin. Dari zona ekonomi khusus yang menerima BTC, turisme berbasis kripto, hingga penggunaan Lightning Network dalam layanan publik. Semuanya digerakkan oleh kepercayaan penuh pada narasi bahwa Bitcoin bukan sekadar alat tukar, tapi cara untuk keluar dari jeratan sistem keuangan tradisional.

Namun demikian, strategi ini jelas tidak bebas risiko. Jika harga BTC anjlok dalam waktu dekat, nilai portofolio negara juga akan ikut terseret. Tapi tampaknya, pemerintah El Salvador sudah siap dengan semua kemungkinan itu. Atau paling tidak, mereka sudah terlalu jauh untuk mundur.

Untuk saat ini, El Salvador tetap jadi satu-satunya negara yang secara terbuka dan konsisten menambah kepemilikan Bitcoin. Dan kalau tren ini terus berlanjut, jangan heran jika satu hari nanti, El Salvador tak cuma dikenal sebagai negara pertama yang melegalkan Bitcoin, tapi juga sebagai pemegang BTC terbanyak di dunia… setelah Satoshi Nakamoto, tentu saja.