Bitget App
Trading lebih cerdas
Beli KriptoPasarTradingFuturesBotsEarnCopy
Bitcoin Menguat ke US$109.000, Dipicu Pelemahan Data Ekonomi AS

Bitcoin Menguat ke US$109.000, Dipicu Pelemahan Data Ekonomi AS

CoinvestasiCoinvestasi2025/07/03 10:15
Oleh:Coinvestasi

Bitcoin (BTC), aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, kembali mencatatkan reli impresif hingga menyentuh level US$109.000, menjadi level tertinggi sejak awal Juni 2025. Kenaikan ini didorong oleh pelemahan data ketenagakerjaan Amerika Serikat, yang meningkatkan ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga Federal Reserve.

Berdasarkan data CoinMarketCap pada Kamis (3/7/2025) pagi, harga Bitcoin sempat naik dari US$105.690 ke puncak harian di US$107.763, atau naik lebih dari 3% dalam 24 jam. Hingga artikel ini ditulis, BTC mengalami sedikit koreksi ke kisaran US$108.650.

Bitcoin Menguat ke US$109.000, Dipicu Pelemahan Data Ekonomi AS image 0 Grafik harga Bitcoin dalam 24 jam terakhir. Sumber: CoinMarketCap

Volume perdagangan harian Bitcoin tercatat meningkat 22% hingga menyentuh US$55,3 miliar. Kapitalisasi pasar BTC pun naik 2% ke kisaran US$2,16 triliun.

Reli Bitcoin turut mendorong pergerakan positif pada altcoin dan meme coin. Ether (ETH) mengalami lonjakan 6% ke kisaran US$2.560, sedangkan BNB, XRP, dan Solana (SOL) mencatatkan kenaikan moderat di kisaran 1%-2%.

Di sektor meme coin, Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) juga naik sekitar 6%. Sementara itu, Pepe (PEPE) mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 9$.

Secara keseluruhan, total kapitalisasi pasar kripto melonjak 3% di kisaran US$3,3 triliun.

Sementara itu, indeks Fear & Greed kripto yang mengukur sentimen pasar menunjukkan pergeseran sentimen yang kuat, dengan skor naik dari 63 menjadi 73. Ini menandakan pasar berada di zona “Greed” atau rakus, mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset berisiko.

Bitcoin Menguat ke US$109.000, Dipicu Pelemahan Data Ekonomi AS image 1 Indeks Fear and Greed kripto. Sumber: alternative.me

Baca juga: Strategy Borong 4.980 Bitcoin Tambahan Bernilai Rp8,6 Triliun

Pasar Bereaksi Terhadap Data Ketenagakerjaan AS

Kenaikan ini sebagian besar dipicu oleh data ketenagakerjaan sektor swasta di AS yang dirilis oleh Automatic Data Processing (ADP). Dalam laporan bulanan National Employment Report, ADP melaporkan penurunan 33.000 pekerjaan di AS pada Juni 2025, menjadi level terendah sejak Maret 2023. Padahal, konsensus sebelumnya memperkirakan kenaikan hampir 100.000 pekerjaan.

“Meski PHK masih jarang terjadi, perusahaan menunjukkan sikap enggan merekrut atau mengganti karyawan yang keluar. Ini menyebabkan penurunan lapangan kerja bulan lalu,” jelas Chief Economist ADP, Nela Richardson.

Pelemahan ini menambah keyakinan pasar bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga lebih cepat dari jadwal. Banyak analis memperkirakan langkah tersebut bisa dilakukan secepatnya pada pertemuan bulan Juli mendatang. Menurut Andre Dragosch, European Head of Research di Bitwise, pemangkasan suku bunga kini menjadi skenario yang semakin mungkin terjadi.

🚨BREAKING: ADP employment change in June 2025:

-33k jobs (exp. +98k) = lowest since March 2023.

Fed rate cuts are becoming increasingly likely in July… pic.twitter.com/qyRmhk1rnq

— André Dragosch, PhD⚡ (@Andre_Dragosch) July 2, 2025

Meski begitu, data dari CME Group lewat FedWatch Tool menunjukkan bahwa pasar masih memperkirakan pemangkasan baru akan terjadi pada pertemuan The Fed bulan September. Sentimen investor tampaknya masih menunggu konfirmasi dari data nonfarm payrolls yang akan dirilis dalam waktu dekat.

Di luar faktor makro AS, laporan Cointelegraph menyoroti pertumbuhan suplai uang (M2) di kawasan euro juga ikut mendorong minat terhadap aset kripto. Data terbaru menunjukkan kenaikan 2,7% secara tahunan pada April 2025, sejalan dengan sikap ekspansif otoritas moneter global.

Namun, sebagian pelaku pasar tetap waspada terhadap risiko resesi global. Permintaan terhadap posisi long dengan leverage tinggi masih rendah, mencerminkan ketidakpastian terhadap arah ekonomi dunia.

Ketegangan perdagangan internasional juga menambah beban sentimen. Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif impor barang dari Jepang hingga di atas 30% jika kesepakatan tidak tercapai sebelum 9 Juli.

Sementara itu, Uni Eropa mendorong perunding dagangnya untuk mengambil sikap lebih keras dalam menghadapi AS, meski terdapat perbedaan pendapat internal antarnegara anggota.

Baca juga: Aplikasi Desain Populer Ini Diam-diam Simpan Bitcoin Rp1,1 Triliun!

0

Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.

PoolX: Raih Token Baru
APR hingga 12%. Selalu aktif, selalu dapat airdrop.
Kunci sekarang!